📈Bank Sentral Jepang Menaikkan Suku Bunga ke Level Tertinggi Sejak 1995📈

📊Bank of Japan (BOJ) baru saja menaikkan suku bunga acuannya menjadi sekitar 0,75%, yang merupakan level tertinggi sejak 1995 dan tertinggi dalam tiga dekade terakhir
📈Detail keputusan BOJ📈
📊Suku bunga jangka pendek BOJ dinaikkan dari 0,5% menjadi 0,75% melalui keputusan bulat dewan kebijakan.
📊Level 0,75% ini terakhir terlihat sekitar September 1995, ketika Jepang masih berjuang keluar dari krisis gelembung aset dan tekanan deflasi berkepanjangan.

📈Alasan BOJ menaikkan suku bunga📈
📊BOJ menilai inflasi Jepang kini berada di jalur yang lebih stabil menuju target 2% yang didukung kenaikan upah, sehingga membuka ruang **normalisasi** kebijakan setelah puluhan tahun suku bunga ultra-rendah.
📊Bank sentral juga menyebut suku bunga riil masih sangat negatif, sehingga kondisi keuangan tetap longgar meski suku bunga nominal naik.
📈Implikasi untuk pasar dan yen📈
📊Kenaikan ini mengurangi status yen sebagai salah satu mata uang pendanaan termurah di dunia dan berpotensi mengurangi praktik carry trade global.
📊Pasar kini fokus pada pernyataan Gubernur Kazuo Ueda untuk membaca seberapa cepat dan sejauh apa kenaikan suku bunga lanjutan akan dilakukan.

📈Konteks sejarah suku bunga Jepang📈
📊Selama dua dekade lebih, Jepang menjalankan kebijakan suku bunga sangat rendah hingga negatif untuk melawan deflasi dan mendukung pertumbuhan.
📊Kenaikan bertahap sejak 2024–2025 menandai pergeseran besar dari era suku bunga nol/negatif menuju kebijakan yang lebih **normal** dibanding bank sentral negara maju lain.
📈Dampak potensial ke Indonesia📈

📊Kenaikan suku bunga Jepang bisa mendorong penguatan yen dan menarik sebagian aliran modal kembali ke Jepang, yang berpotensi memengaruhi arus investasi portofolio di emerging markets termasuk Indonesia.
📊Namun, pengaruh langsung ke suku bunga BI biasanya terbatas dan lebih banyak ditentukan oleh inflasi domestik, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan dinamika ekonomi global secara keseluruhan.