Laporan terbaru dari Project Eleven mengungkap fakta yang bikin komunitas kripto waspada. Sekitar 13,6 juta alamat Bitcoin yang menyimpan aset senilai US$604 miliar (±Rp10.405 triliun) disebut berpotensi terdampak risiko serangan komputer kuantum di masa depan.
Risiko ini muncul karena banyak alamat tersebut sudah terekspos ke publik, sehingga secara teori memungkinkan komputer kuantum untuk mengekstrak private key dari data yang tersedia sesuatu yang hampir mustahil dilakukan komputer konvensional saat ini.
Beberapa tipe alamat yang disorot memiliki tingkat kerentanan lebih tinggi, di antaranya:
Pay-To-Public-Key (P2PK)
Pay-to-Multisig (P2MS)
Pay-To-Taproot (P2TR)
Kekhawatiran ini memicu fenomena menarik di on-chain. Sejumlah wallet lama (legacy wallets) mulai aktif kembali, diduga untuk memindahkan aset ke alamat yang lebih modern dan aman.
Sebagai contoh, data Arkham Intelligence mencatat bahwa Strategy (MSTR) memindahkan 165.709 BTC senilai sekitar US$14,5 miliar (±Rp241 triliun) ke Fidelity Custody. Langkah ini dinilai sebagai upaya diversifikasi dan peningkatan keamanan aset di tengah isu teknologi masa depan.
Ini bukan ancaman hari ini, tapi risiko yang sedang dihitung market sejak sekarang.
👉 Follow Menjadi Trader untuk insight on-chain, keamanan kripto, dan perubahan struktural sebelum jadi panic headline.
#menjaditrader #bitcoin #quantum #cryptosecurity #onchain
